Selasa, 28 September 2010

Jadialah Penguasa Tekno Bukan Dikuasai Tekno




 Teknologi yang pesat dijaman sekarang ini memang jelas membuat kita merasa termanjakan. Apalagi dengan anak muda masa sekarang, yang cenderung memiliki sifat selalu ingin praktis, instant, atau yang sering mereka bilang dengan kata “gak mau ribet”. Kali ini kita akan mebahas mengenai remaja yang mementingkan teknologi (handphone).
Remaja sekarang kebanyakan memang selalu menggenggap alat komunikasi yang satu ini. Dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun. Ke kamar mandi, ke sekolah, ke mall, bahkan tidurpun Hp ikut menikmati bantal dan kasur kita yang empuk. Coba kita lihat seluruh sekolah di Indonesia hampir 90% murid – muridnya selalu membawa Hp ke sekolah, entah apakah itu untuk urusan yang sangat penting, cukup penting, atau memang benar – benar tidak penting. Kebanyakan mengatakan gengsi saja apabila tidak memperlihatkan atau memamerkan diri yang mengenal kecanggihan teknologi.
Namun imbasnya terhadap konsentrasi belajar memang dapat dikatakan cukup tinggi. Tanpa kita sadari, sekarang kita lebih bersikap acuh terhadap pelajaran, dan lebih memprioritaskan HP untuk koneksi pergaulan yang di anggap sangat – sangat penting. Katanya agar tidak dianggap kuper (kurang pergaulan).
Riset membuktikan bahwa walaupun dikelas sedang ada guru yang menerangkan, para murid tetap saja mementingkan HP, rata – rata pasti soal SMS, bisa jadi missage dari teman, kenalan, sahabat, atau bahkan pacar yang selalu di agungkan dan di pentingkan. Ini memang selalu menjadi rutinitas para pelajar kebanyakan, dan sekaligus menjadi hal yang menjengkelkan bagi para guru di sekolah.  Bahkan saat waktunya ulangan tiba HP tetap dibawa. Mungkin ini adalah suatu penyakit ketergantungan terhadap teknologi yang memanjakan.
Bahkan banyak kejadian, meskipun HP dilarang di bawa saat ulangan atau saat belajar. Para pelajar justru nekat membawanya. Ada yang menyembunyikannya didalam rok, baju, sepatu, atau tempat pensil. Ini memang terdengar lucu dan konyol. Namun nyatanya memang seperti itu. Hanya karena ingin menjalankan ritual SMS-an, Facebook-an, Chatting-an, dan lain sebagainya. Bahkan tidak hanya untuk itu, bertukar kunci jawaban saat ulangan, baik via-SMS, ataupun via-Bluetoothpun menjadi rutinitas biasa. Itu sangat marak saat ada ulangan di sekolah.
Kemyataan yang merugikan ini memang sudah sangat tidak asing lagi. Saat didalam kelas, saat orang – orang pintar nan pandai sedang sibuk merumus atau memperhatikan guru yang menerangkan, oknum – oknum tertentu yang seringkali menjadi catatan hitam para guru sibuk mengotak – atik HP. Terkadang dibawah meja, didlaam tas sekolah, tempat pensil, atau di tutupi buku agar tidak terlihat oleh guru pengajar. Justru oknum – oknum seperti inilah yang menjadi mayoritas.
Inilah salah satu dari sekian banyak kejadian salah kaprah di kalangan remaja sekarang. Salah pemahaman tentang arti media teknologi yang serba canggih. Apa kita mau kembali pada keadaan yang serba sederhana? Toh pada saat itu remaja – remaja tidak pernah bersikap neko – neko. Malah sangat rajin. Beda dengan para remaja sekarang yang hanya ingin bermanja – manja dengan  teknologi.
Masih ingatkah kita akan apa yang Soekarno katakan? “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno)
Begitu hebat ternyata remaja itu sebenarnya, hanya saja pengaplikasian diri yang kurang baik dari diri remaja. Namun masa depan telah terkoyak oleh godaan teknologi. Sebisa mungkin kita luruskan kembali fungsi baik dari teknologi yang satu ini. Karena 1 remaja yang dibutuhkan Bung Karno adalah remaja yang mementingkan ilmu bukan kesenangan semata.(end)

2 komentar:

  1. mantapppp.............. teruslah berkarya,,,,

    BalasHapus
  2. harun terima kasih ... selalu up date yh..baca trus karya"saya yg baru.. jika butuh tulisan"nya bisa copy yg km butuhkn

    BalasHapus