Kamis, 30 September 2010

Perubahan Dalam Hidup



          Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai perubahan itu dimulai dari diri sendiri (Al – Qur’an)

          Sobat – sobat semua,
          Tatkala setiap manusia akan dilahirkan kedunia, sesungguhnya setiap manusia telah ditentukan nasib dan takdirnya sendiri – sendiri oleh Allah SWT. Semua hal, mulai dari rizki, jodoh, kapan, dimana dan saat bagaimana kita mati, itu semua telah di atur Allah dengan sedemikian rupa, dan serapih mungkin tanpa ada satupun manusia yang terlewatkan. Semua sudah tertulis dalam catatan kehidupan kita yang Allah buatkan.
          Namun, satu hal yang harus kita ketahui bahwa semua hal tersebut tidaklah mutlak harus terjadi pada diri kita. Karena Allah telah memberikan kita jalan sebagai manusia untuk merubah apa yang tertulis, sebelum perubahan itu menjadi lebih baik ataupun lebih buruk.
          Setiap jiwa yang pernah dan akan mengisi raga kita untuk hidup dikemudian hari diberikan satu hal yang istimewa dari Allah SWT. Satu hal yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya di muka bumi. Yakni akal dan fikiran.
          Ya, hal ini dapat membuat kita berfikir secara kritis, dan mengambil tindakan terhadap apa yang dating pada manusia. Semua manusia memiliki kemampuan yang sama terkecuali umat Yahudi yang memiliki kecerdasan lebih dibadingkan umat yang lainnya. Hal ini terjadi karena Allah SWT telah menjanjikan kecerdasan lebih untuk umat Yahudi.
          Sobat – sobat semua,
          Lalu, apakah kita telah mempergunakan akal dan fikiran kita secara optimal?
          Secara garis besar sebenarnya kita telah menggunakan otak kita dalam kehidupan kita sehari – hari. Setiap tindakan dan perilaku yang kita lakukan selalu didasarkan pada akal dan fikiran yang kita miliki. Namun, alangkah disayangkan apabila kita lebih menggunakannya untuk hal – hal yang cenderung negative. Bukan hal – hal yang positif.
          Pada saat seseorang dijatuhi cobaan kemiskinan, yang ada dalam otak kita hanyalah bagaimana cara kita agar kaya secara cepat. Dan ironisnya, cara yang lebih sering dilakukan adalah cara yang salah, bukan malah cara yang baik.
          Pernahkah kalian dengar sebuah kata indah dari Rasullullah bahwa, “Sesungguhnya aku adalah seorang tauladan yang paling baik”? tapi kenapa kita tidak mencontoh Nabi kita sendiri sebagai tauladan yang paling baik?
          Berdasarkan hal ini sudah sepatutnya kita  berperilaku dengan mencontoh Rasullullah. Jangan mencontoh orang lain yang belum tentu menjadi tauladan yang baik.
          Sebelum berakhir mari kita sekilas membaca tentang kisah klasik yang menarik.
          “ada seorang pelacur yang saat itu ia ingat pada Allah SWT setelah ia melakukan ritual pelacuran. Dia mencari seorang ulama untuk membantunya bertaubat. Namun ketika ia berjalan ditengah padang pasir yang sangat panas ia merasa sangat haus dan tidaqk tahu harus mencari air dimana. Lalu ia menemukan sebuah sumur yang airnya sedikit, pendek cerita ia berhsil mendapatkan sedikit air untuk minum. Namun ia menemukan seekor anjing yang kehausan dan hampir mati. Dia berfikir, jika aku meminumnya anjing itu akan mati, tapi jika kuberikan air ini pada anjing itu maka aku yang akan mati. Namun karena rasa ibanya akhirnya ia berikan air itu pada si anjing. Dan apa yang terjadi? Perempuan itu mati. Namun Allah mengampuni segala dosa yang diperbuatnya di masa lalu. Karena ia mau melakukan perubahan untuk menjadi lebih baik.
          Subhanalloh… maha Suci Allah.

2 komentar: